7. Keutamaan Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhon Banyak
keutamaanya, seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah didalam haditsnya:
وحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ،
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ،
عَنْ أَبِي صَالِحٍ الزَّيَّاتِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ
صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ
قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ
رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Artinya: Dari Abi
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Ia Berkata, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam
Bersabda: Allah Subuhanahu Wata'ala
Berfirman: " Setiap amalan Anak Adam untuknya, Kecuali puasa. Sesungguhnya,
(amalan) itu adalah (khusus) bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya,
Dan puasa adalah tameng (benteng), Bila salah seorang dari kalian berada pada
hari puasa, janganlah ia berbuat sia-sia dan janganlah ia banyak mendebat.
Kalau orang lain mencercanya atau memusuhinya, hendaknya ia berkata, ‘Saya
sedang berpuasa. Dan demi jiwa Muhammad (Shollallahu 'Alaihi Wasallam) yang ada
dalam gemggamaNya, sungguh aku bersumpah, bahwa mulut orang yang berpuasa itu
lebih harum dari minyak kasturi. Dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa,
kegembiraan ketika ia berbuka dan kegembiraan ketika ia bertemu dengan
Rabbnya" (H.R Bukhari No 5927, Muslim No 1151)
Didalam hadits diatas
Rasulullah menyebutkan beberapa ganjaran bagi orang yang
berpuasa, diantaranya:
Pertama: Allah Mengkhususkan Balasan puasa Ramadhon dari
amal-amal lain, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: " Setiap
amalan Anak Adam untuknya, Kecuali puasa. Sesungguhnya, (amalan) itu adalah
(khusus) bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya".
Kedua: Puasa adalah membentengi diri dari api neraka,
Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ
أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ
فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Artinya: Dan puasa
adalah tameng. Bila salah seorang dari kalian berada pada hari puasa, janganlah
ia berbuat sia-sia dan janganlah ia banyak mendebat. Kalau orang lain
mencercanya atau memusuhinya, hendaknya ia berkata, ‘Saya sedang berpuasa"
Ketiga: Mulut orang yang berpuasa lebih harum dari minyak
kasturi disisi Allah, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ
الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya: Dan demi jiwa
Muhammad (Shollallahu 'Alaihi Wasallam) yang ada dalam gemggamaNya, sungguh aku
bersumpah, bahwa mulut orang yang berpuasa itu lebih harum dari minyak
kasturi".
Keempat: Akan mendapatkan dua kebahagiaan, Rasulullah
Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ
فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Artinya: Bagi orang
yang berpuasa, ada dua kegembiraan: kegembiraan ketika dia berbuka puasa dan
kegembiraan ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya
Keutamaan orang yang
berpuasa juga adalah
Kelima: Mendapatkan Ampunan dan pahala yang sangat besar
disisi Allah 'Azza wajalla. Didalam Q.S Al-ahzab Ayat 35 Allah Subuhanahu
Wata'ala menyebutkan sederet orang-orang yang beramal shalih, yang di antara
mereka adalah laki-laki dan perempuan yang berpuasa, kemudian menyatakan pahala
untuk mereka:
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Allah telah
menyediakan, untuk mereka, ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S Al-ahzab: 35)
Keenam: puasa adalah pemutus syahwat.
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:
يَامَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ
فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ([1])
Artinya: “Wahai
sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, hendaklah ia
menikah karena hal tersebut lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa karena
sesungguhnya (puasa itu) adalah pemutus syahwatnya".
Ketujuh: Puasa sehari di jalan Allah menjauhkan wajah
seseorang dari neraka sejauh perjalanan selama tujuh puluh tahun.
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:
وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ،
أَخْبَرَنِي اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ الْهَادِ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ،
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ أَبِي عَيَّاشٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا
مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلَّا بَاعَدَ اللهُ، بِذَلِكَ
الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا»
Artinya: Dari abi sa'id
Radhiyallahu 'Anhu Ia berkata, Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam
Bersabda: "Tidak seorang hamba pun yang berpuasa sehari di jalan Allah,
kecuali, karena (amalannya pada) hari itu, Allah akan menjauhkan wajahnya dari
neraka (sejauh perjalanan) selama tujuh puluh tahun.”
(H.R Muslim no 1153)
Kedelapan: Diampuni dosanya yang telah lalu, Rasulullah
Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:
وحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ
بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، قَالَ:
حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ،
حَدَّثَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» Artinya:“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan
hal mengharap pahola, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
(H.R Muslim no 760)
Kesembilan: Pintu khusus di surga bagi orang-orang yang berpuasa.
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ وَهُوَ الْقَطَوَانِيُّ، عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ،عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَاباً يُقَالُ
لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ
مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ
فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ ».
Artinya: Dari Sahl Bin
Sa’ad As-Sâ’idy Radhiyallâhu ‘Anhumâ, Ia berkata, Rasulullah Shallallâhu
‘Alaihi Wa Sallam Bersabda: "Sesungguhnya, di surga, ada pintu yang
dinamakan Ar-Rayyân. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melaluinya pada hari
kiamat. Tidak ada seorang pun yang melewatinya, kecuali mereka. Dikatakan, ‘Di
mana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka memasukinya. Jika (orang) terakhir
dari mereka telah masuk, (pintu) itupun dikunci sehingga tidak ada seorang pun
yang melaluinya.” (H.R Muslim no 1152)
Kesepuluh: Akan digugurkan dosanya oleh Allah 'Azza Wazalla. Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِيْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَنَفْسِهِ
وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ
وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ
Artinya: Fitnah
seseorang terhadap keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya dapat ditebus
dengan puasa, shalat, shadaqah, serta amar ma’ruf dan nahi mungkar.” (H.R
Muslim no 144) ([2])
Rasulullah Shallallâhu
‘Alaihi Wa Sallam Juga Bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم كَانَ يَقُولُ « الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى
الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا
اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ ».
Artinya: Dari Abi Hurairah
Radhiyallahu 'Anhu Ia berkata Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam
Bersabda: "Shalat lima waktu, (dari) Jum’at ke Jum’at, dan (dari) Ramadhan
ke Ramadhan, adalah penggugur dosa (seseorang pada masa) di antara waktu
tersebut sepanjang ia menjauhi dosa besar.” (Muslim (233), Tirmidzi (214), , Semuanya dari Abu
Hurairah)
Kesebelas: memberikan syafa'at dihari kiamat nanti kepada yang melakukanya. Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam Juga Bersabda:
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ ثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ
عَنْ حُيَيِّ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ،
يَقُولُ الصِّيَامُ : أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ
بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ
بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ.
Artinya: Dari Abdullah
Bin ‘Amr Radhiyallâhu ‘Anhumâ, Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam
Bersabda: Puasa dan Al-Qur`an akan memberi syafa’at untuk seorang hamba pada
hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb-ku, saya telah melarangnya terhadap
makanan dan syahwat pada siang hari, maka izinkanlah saya untuk memberi syafa’at
baginya.’ Al-Qur`an berkata, ‘Saya telah menghalanginya dari tidur malam, maka
izinkanlah saya untuk memberi syafa’at
baginya.’ (Beliau) bersabda, ‘Maka, keduanya mendapat
izin untuk mensyafa’ati (hamba) tersebut." ([3])
Tidak ada komentar:
Posting Komentar