Jumat, 14 Februari 2020

173 PERMASALAHAN SEPUTAR PUASA DAN I'TIKAF (18)


18.      Hukum Orang Yang Menjadikan Ramadhan Kesempatan Untuk Minta-minta
Meminta-minta adalah perkara yang dibenci Allah subhanahu wata'ala, Didalam hadits dijelaskan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا  
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: Barangsiapa yang meminta harta orang lain untuk memperbanyak hartanya sendiri (bukan karna membutuhkan), maka sebenarnya ia telah meminta batu neraka. (H.R Muslim Nomor 1041)
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam  juga bersabda:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ قَالَ : سَمِعْتُ حَمْزَةَ بْنَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ : سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
Artinya: Dari Abdullah bin Umar; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Seseorang senantiasa meminta kepada orang-orang sampai ia datang di hari kiamat tanpa ada di wajahnya sekerat daging. [Sahih Bukhari 1405 dan Muslim 1040]
Itulah bahaya orang yang suka meminta-minta, lebih-lebih lagi jika ia termasuk orang yang berkecukupan, Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam  bersabda:
إِنَّهُ مَنْ سَأَلَ وَعِنْدَهُ مَا يُغْنِيهِ فَإِنَّمَا يَسْتَكْثِرُ مِنْ جَمْرِ جَهَنَّمَ ، قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا يُغْنِيهِ ، قَالَ: مَا يُغَدِّيهِ وَيُعَشِّيهِ.
Artinya: Dari Sahl bin Handzaliah Al-Anshariy; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:Barangsiapa yang meminta padahal ia memiliki sesuatu yang mencukupinya maka sesungguhnya ia telah memperbanyak (mengumpulkan) batu neraka. Seorang bertanya: Ya Rasulullah, berapa ukurang yang mencukupinya? Rasulullah menjawab: Memiliki sesuatu yang ia makan di waktu siang dan malam hari. (Sahih Ibnu Hibbaan 545, Abu Daud 1629, syu’aib berkata sanadnya shohih berdasarkan syarat bukhari)
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam juga  bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ سَأَلَ النَّاسَ وَلَهُ مَا يُغْنِيهِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَسْأَلَتُهُ فِى وَجْهِهِ خُمُوشٌ أَوْ خُدُوشٌ أَوْ كُدُوحٌ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا يُغْنِيهِ قَالَ « خَمْسُونَ دِرْهَمًا أَوْ قِيمَتُهَا مِنَ الذَّهَبِ ». قال أبو عيسى حديث ابن مسعود حديث حسن وقد تكلم شعبة في حكيم بن جبير من أجل هذا الحديث ,قال الشيخ الألباني : صحيح
Artinya: Dari Abdullah Bin Mas'ud; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:Barangsiapa yang meminta kepada orang-orang padahal ia memiliki apa yang mencukupinya maka ia akan datang pada hari kiamat bersama permintaannya dengan luka-luka di wajahnya. Rasulullah ditanya: Ya Rasulullah, berapa ukuran yang mencukupinya? Rasulullah menjawab: Lima puluh dirham atau seharganya dari emas. (Sunan Tirmidzi nomor 652: beliau mengatakan : hasan. Syekh al-bani berkata: Shahih)
Istifadah:
1.   Hendaknya kita Selalu merasa cukup, didalam hadits di ceritakan:
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ - رضى الله عنه - أَنَّ نَاسًا مِنَ الأَنْصَارِ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَأَعْطَاهُمْ ، ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِنْدَهُ فَقَالَ « مَا يَكُونُ عِنْدِى مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِىَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ »
Artinya: Abu Sa'id Al-Khudriy berkata: Beberapa orang dari kaum Anshar meminta kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian mereka meminta lagi lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian meminta lagi lalu Rasulullah memberi mereka sampai habis apa yang beliau miliki, kemudian bersabda: Apa yang aku miliki dari kebaikan maka pasti aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, dan barangsiapa yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran. [H.R Bukhari  1469, 1470, 4152 dan Muslim 1053]
2.   Mari kita selalu Berusaha dan bekerja agar tidak meminta, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Demi (Allah) Yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang dari kalian mengambil talinya kemudian memikul kayu bakar di atas pundaknya lebih baik baginya daripada mendatangi seseorang kemudian meminta-minta kepadanya lalu ia diberi atau ditolak. (H.R Bukhari 1401, 1968, 2245)
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:

حَدَّثَنِى هَنَّادُ بْنُ السَّرِىِّ حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ عَنْ بَيَانٍ أَبِى بِشْرٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِى حَازِمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « لأَنْ يَغْدُوَ أَحَدُكُمْ فَيَحْطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَتَصَدَّقَ بِهِ وَيَسْتَغْنِىَ بِهِ مِنَ النَّاسِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ رَجُلاً أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ ذَلِكَ فَإِنَّ الْيَدَ الْعُلْيَا أَفْضَلُ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ ».
Artinya: Seseorang dari kalian pergi di pagi hari kemudian memikul kayu bakar di atas pundaknya kemudian bersedekah dan mencukupi dirinya dari meminta-minta kepada orang lain lebih baik darinya daripada meminta-minta kepada seseorang lalu ia diberi atau ditolak permintaannya, karena sesungguhnya tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (meminta), dan mulailah memberi kepada orang yang menjadi tanggunganmu. (H.R Muslim no 1042)
3.      Bermurah hati dan suka Memberi orang yang meminta, karena didalam harta yang kita miliki ada hak orang-orang yang suka memita. Allah Subuhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (tidak meminta). [Adz-Dzaariyaat:19]
Dan Allah Subuhanahu Wa Ta’ala juga Berfirman:
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ * لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Artinya: Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). [Al-Ma'arij: 24-25]
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ
Arinya: Dari Ibnu Umar; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: dan siapa yang meminta sesuatu darimu demi Allah maka berilah ia (H.R Abu Daud no 5111, syekh Al-bani mengatakan Shahih)
4.      Jangan menghardik orang meminta-minta, Allah Subuhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
Artinya: Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. [Adh-Dhuha:10]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar