11. Bagaimana Cara Menentukan Awal Dan Akhir
Ramadhan?
Cara menentukan awal
ramadhon yaitu
Pertama: Dengan melihat hilal. apabila hilal sudah muncul maka
itu adalah tanda bahwa bulan Ramadhon telah tiba, atau bulan sya'ban telah
habis.
Kedua: dengan menggenapkan bulan Sya'ban. Ini apabila dihari
yang ke 30 Sya'ban hilal belum kelihatan, maka hendaknya pada saat itu bulan
Sya'ban digenapkan.
Kedua hal diatas telah
dijelaskan oleh Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam didalam hadits
Shohihnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- :« صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ ، فَإِنْ
غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُومُوا ثَلاَثِينَ ».
Artinya: Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'anhu Ia berkata, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam
Bersabda: "Berpuasalah kalian ketika melihat hilal, dan berbukalah ketika
kalian melihatnya, dan apabila mendung (tidak bisa dilihat oleh kalian) maka
berpuasalah 30 hari" ([1])
Dan juga sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ ، حَدَّثَنَا
مَالِكٌ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ
غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِينَ.
Artinya: Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma Ia
berkata, sesungguhnya Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda: "
Bulan ini (sya'ban) 29 malam (hari) maka
janganlah kalian berpusa sampai kalian melihat hilal, dan apabila mendung
(tidak bisa dilihat oleh kalian) maka sempurnakanlah bulan ini menjadi 30
hari" (H.R Bukhari hadits nomor 1900 dan 1906)
12. Hukum As-suhur (Menyiapkan Sahur) Dan
As-suhur (Makan Sahur)
Hukum As-sahur (Makan Sahur) adalah sunnah muaqqadah. Berdasarkan
sabda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam:
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَسَحَّرُوا ، فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةٌ.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ ، فَلاَ تَدَعُوهُ ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ
أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ.
Artinya: Makan sahur
adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya
meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan
orang yang makan sahur. ([3])
Hukum
menyiapkan sahur sama dengan hukum makan sahur. Karena menyiapkan sahur adalah
wasilah untuk bisa makan sahur, sedangkan wasilah memiliki hukum seperti hukum
tujuan (maksud), oleh karena itu para usuliyyin berkata:
الوسائلُ لها حُكمُ المقاصِدِ ([4]) ما لا يتم
واجب إلا به فهو واجب, وكذلك في المحروم والمكروه والمباح والمستحب
Artinya: Wasilah
memiliki hukum maksud, sesuatu yang tidak akan sempurna kewajiban kecuali
denganya maka berarti itu adalah wajib, begitupun dalam hal haram, makruh,
mubah dan mustahabbun.
Imam Nawawi Rahimahullah Berkata : “Para ulama telah
bersepakat tentang sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban” (Syarah
Shahih Muslim 7/207).
Jadi, menyiapkan sahur hukumnya sama dengan sahur
yaitu sunnah mu'aqqadah. Dan sahur sangat ditekankan kepada kaum muslimin walau
hanya dengan seteguk air, seperti yang di sabdakan oleh Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam diatas.
13. Kapan Mulai Sahur?
Ulama berbeda pendapat didalam masalah kapan sahur
dimulai. Yaitu ada tiga pendapat:
Kelompok ini berhujjah
dengan beberapa dalil aqli:
1.
Karena sarapan yang dilakukan setelah az-zawal
sampai pertengahan malam disebut dengan 'asya', adapun setelah pertengahan
malam disebut dengan waktu sahur karena terjadi setelah 'asya'. Maka oleh
karena itu waktu makan sahur dimulai sejak pertengahan malam sampai terbit
fajar shodiq [[6]]
Hal ini kita bantah dengan beberapa dalil:
Kedua: disana ada yang
mengatakan bahwa sahur juga dinamakan dengan ghoda', bahkan Rasulullalh
Shollallahu 'Alaihi Wasalam Bersabda:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ خَالِدٍ الْخَيَّاطُ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ
صَالِحٍ عَنْ يُونُسَ بْنِ سَيْفٍ عَنِ الْحَارِثِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِى رُهْمٍ
عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ دَعَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- إِلَى السَّحُورِ فِى رَمَضَانَ فَقَالَ « هَلُمَّ إِلَى الْغَدَاءِ
الْمُبَارَكِ ». رواه النسائي في المجتبى (4/145) كتاب الصيام ،
باب دعوة السحور ، رقم : 2163 ، ورواه أبو داود في سننه (2/275) كتاب الصوم ، باب
من سمى السحور الغداء ، رقم : 2346 .
Mereka berhujjah dengan
beberapa dalil:
1.
Berdasarkan pemahaman Al-qur'an, Allah Subuhanahu
Wata'ala Berfirman:
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ
وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَار
Artinya: (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar,
yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon
ampun di waktu sahur (Q.S Al-imran : 17)
Allah Subuhanahu Wata'ala juga Berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17)
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Artinya: Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu
malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Q.S Adz-dzariyah)
Didalam kedua ayat diatas allah 'azza wajallah
menyanjung orang-orang yang meminta ampun pada-Nya diwaktu sahur yaitu di 1/3
terakhir malam. [[9]]
2.
Berdasarkan Hadist
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ وَأَبِي عَبْدِ اللهِ الْأَغَرِّ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ
يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
رواه البخاري في صحيحه (1/348) أبواب التهجد ،
باب الدعاء والصلاة من آخر الليل ، رقم : 1094 .
Artinya: Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam bersabda: " Rabb kita 'Azza wajalla turun kelangit dunia disetiap
1/3 terakhir malam dan berfirman: siapa yang berdoa kepadaku maka aku akan
mengabulkan doanya, siapa yang meminta padaku maka aku akan memberinya, siapa
yang meminta ampun padaku maka aku akan mengampuninya. [[10]]
Wajhu istidlal dari
hadits diatas adalah bahwa Allah 'azza wajallah menghimbau pada hambaNya untuk
beristigfar di 1/3 terakhir malam [[11]]
3.
Berdasarkan Bahasa
Bahwa waktu sahur adalah waktu yang dekat dengan
fajar, maka masuklah didalamnya 1/3 terakhir malam. dan 1/3 terakhir malam
ditafsirkan dengan waktu sahur.[[12]]
Ketiga: Sebagian Hanafiyah, Malikiyyah, dan sebagian
Syafi'iyyah mengatakan bahwa sahur dimulai seperenam malam terakhir [[13]]
Adapun
dalil dari kelompok ini adalah:
Pertama: Dari hadits
أَخْبَرَنَا شُعَيْبُ بْنُ يُوسُفَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنِ سَيْفٍ ،
عَنِ الْحَارِثِ بْنِ زِيَادٍ ، عَنْ أَبِي رُهْمٍ ، عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ
سَارِيَةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ يَدْعُو إِلَى السَّحُورِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ : هَلُمُّوا إِلَى
الْغَدَاءِ الْمُبَارَكِ.
Artinya: dari al-'irbad bin sariyah ia berkata, saya
telah mendengar rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menyeru manusia untuk
sahur dibulan ramadhon beliau bersabda: ayo menujulah kalian di al-goda'
al-mubarak". [[14]]
Wajah istidlal adalah sesungguhnya Rasulullah
Shollallahu 'Alaihi Wasallam menamakan sahur dengan ghoda' dikarenakan waktunya
berdekatan dan bersampingangan, atau karena waktu pertama ghoda' adalah
dipermulaan fajar yang kedua[[15]]
Kedua: Dari bahasa
Sesungghunya makna sahur dari
segi bahasa adalah yaitu terakhir malam dan permulaan subuh. Inilah waktu
sahur, saking akhir-akhirnya waktu sahur sampai dinamakan dengan permulaan
subuh. Ini menunjukkan bahwa waktu shaur adalah di 1/6 terakhir malam. [[16]]
Tarjih:
Pendapat ke dua yaitu
bahwa sahur dimulai 1/3 terakhir malam adalah kuat akan tetapi yang lebih rojih
adalah pendapat yang ketiga yaitu sahur dimulai 1/6 terakhir malam sampai
terbitnya fajar shodiq. Dengan berhujjah pada:
Pertama: Firman Allah Subuhanahu
Wata'ala:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Artinya: Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi
sebelum fajar. (Q.S Adz-dzariyah)
-
Abu bakar al-jazair berkata dalam tafsirnya bahwa
waktu sahur adalah 1/6 terakhir malam (lihat tafsir beliau
tentang ayat 18 Q.S az-zariyat).
-
Begitupun yang dikatakan oleh imam At-thobari didalam
tafsirnya jaami'ul bayan 'an
ta'wiil aayatil qur'an 26/200,
-
Juga
yang dikatakan Muhammad al-qurthubi didalam tafsirnya al-jami'ul ahkaamul qur'an li 4/38
Kedua: dari segi bahasapun bahwa sahur itu adalah akhir
malam dan berhadapan dengan subuh.
إدبار النجوم (perginya
bintang-bintang dimalam hari) yaitu diwaktu sahur, begitupun fajar kaadzib,
terjadinya diwaktu sahur yaitu 1/6 terakhir malam. [[17]]
Ketiga: untuk keluar dari khilaf, karena semua pendapat
sepakat bahwa waktu sahur itu sampai terbitnya fajar shodiq, mereka hanya
berbeda dalam kapan waktu mulainya.
Jika memilih yang pertama maka jauh dari dalil, dan
jika memilih yang ketiga maka akan selamat dari khilaf. Wallahu a'lam
([13]) Ihya
ulumuddin li Muhammad al-gozaly 1/347, hasyiatu raddul mukhtar 'aladdaril
mukhtar li Muhammad amin bin abidin 2/ 419, al-istidzkar al-jami' limadzahib
fuqohaa' al-amshori li ibni 'abdul bar al-qurtuby 1/ 397, mugni Al-muhtaaj ila
ma'rifati ma'ani al-faadz al-minhaaj lil khatiib as-syarbiiny 1/435.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar