Jumat, 14 Februari 2020

173 PERMASALAHAN SEPUTAR PUASA DAN I'TIKAF (11-13)


11.   Bagaimana Cara Menentukan Awal Dan Akhir Ramadhan?
Cara menentukan awal ramadhon yaitu
Pertama: Dengan melihat hilal. apabila hilal sudah muncul maka itu adalah tanda bahwa bulan Ramadhon telah tiba, atau bulan sya'ban telah habis.
Kedua: dengan menggenapkan bulan Sya'ban. Ini apabila dihari yang ke 30 Sya'ban hilal belum kelihatan, maka hendaknya pada saat itu bulan Sya'ban digenapkan.
Kedua hal diatas telah dijelaskan oleh Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam didalam hadits Shohihnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُومُوا ثَلاَثِينَ ».
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu Ia berkata, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda: "Berpuasalah kalian ketika melihat hilal, dan berbukalah ketika kalian melihatnya, dan apabila mendung (tidak bisa dilihat oleh kalian) maka berpuasalah 30 hari" ([1])
Dan juga sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ ، حَدَّثَنَا مَالِكٌ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِينَ.
Artinya: Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma Ia berkata, sesungguhnya Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda: " Bulan ini  (sya'ban) 29 malam (hari) maka janganlah kalian berpusa sampai kalian melihat hilal, dan apabila mendung (tidak bisa dilihat oleh kalian) maka sempurnakanlah bulan ini menjadi 30 hari" (H.R Bukhari hadits nomor 1900 dan 1906)

12.   Hukum As-suhur (Menyiapkan Sahur) Dan As-suhur (Makan Sahur)
Hukum As-sahur (Makan Sahur) adalah sunnah muaqqadah. Berdasarkan sabda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam:
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَسَحَّرُوا ، فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةٌ.
Artinya: “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barakah” ([2])
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ ، فَلاَ تَدَعُوهُ ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ.
Artinya: Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan orang yang makan sahur. ([3])
            Hukum menyiapkan sahur sama dengan hukum makan sahur. Karena menyiapkan sahur adalah wasilah untuk bisa makan sahur, sedangkan wasilah memiliki hukum seperti hukum tujuan (maksud), oleh karena itu para usuliyyin berkata:
الوسائلُ لها حُكمُ المقاصِدِ ([4]) ما لا يتم واجب إلا به فهو واجب, وكذلك في المحروم والمكروه والمباح والمستحب
Artinya: Wasilah memiliki hukum maksud, sesuatu yang tidak akan sempurna kewajiban kecuali denganya maka berarti itu adalah wajib, begitupun dalam hal haram, makruh, mubah dan mustahabbun.
Imam Nawawi Rahimahullah Berkata : “Para ulama telah bersepakat tentang sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban” (Syarah Shahih Muslim 7/207).
Jadi, menyiapkan sahur hukumnya sama dengan sahur yaitu sunnah mu'aqqadah. Dan sahur sangat ditekankan kepada kaum muslimin walau hanya dengan seteguk air, seperti yang di sabdakan oleh  Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam diatas.
13.   Kapan Mulai Sahur?
Ulama berbeda pendapat didalam masalah kapan sahur dimulai. Yaitu ada tiga pendapat:
Pertama: jumhur  ulama (madzhab yang Empat): bahwa sahur dimulai dipertengahan malam terakhir. [[5]]
Kelompok ini berhujjah dengan beberapa dalil aqli:
1.      Karena sarapan yang dilakukan setelah az-zawal sampai pertengahan malam disebut dengan 'asya', adapun setelah pertengahan malam disebut dengan waktu sahur karena terjadi setelah 'asya'. Maka oleh karena itu waktu makan sahur dimulai sejak pertengahan malam sampai terbit fajar shodiq [[6]]
Hal ini kita bantah dengan beberapa dalil:
Pertama: disana ada yang menamakan al-'asya; dengan sahur karena dari segi waktu berdekatan. [[7]]
Kedua: disana ada yang mengatakan bahwa sahur juga dinamakan dengan ghoda', bahkan Rasulullalh Shollallahu 'Alaihi Wasalam Bersabda:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ خَالِدٍ الْخَيَّاطُ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ يُونُسَ بْنِ سَيْفٍ عَنِ الْحَارِثِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِى رُهْمٍ عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ دَعَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى السَّحُورِ فِى رَمَضَانَ فَقَالَ « هَلُمَّ إِلَى الْغَدَاءِ الْمُبَارَكِ ». رواه النسائي في المجتبى (4/145) كتاب الصيام ، باب دعوة السحور ، رقم : 2163 ، ورواه أبو داود في سننه (2/275) كتاب الصوم ، باب من سمى السحور الغداء ، رقم : 2346 .
Kedua:  Sebagian hanafiyah mengatakan bahwa sahur dimulai sepertiga malam terakhir [[8]]
Mereka berhujjah dengan beberapa dalil:
1.      Berdasarkan pemahaman Al-qur'an, Allah Subuhanahu Wata'ala Berfirman:
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَار
Artinya: (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur (Q.S Al-imran : 17)

Allah Subuhanahu Wata'ala juga Berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Artinya: Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Q.S Adz-dzariyah)
Didalam kedua ayat diatas allah 'azza wajallah menyanjung orang-orang yang meminta ampun pada-Nya diwaktu sahur yaitu di 1/3 terakhir malam. [[9]]
2.      Berdasarkan Hadist
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ وَأَبِي عَبْدِ اللهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
رواه البخاري في صحيحه (1/348) أبواب التهجد ، باب الدعاء والصلاة من آخر الليل ، رقم : 1094 .
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Rabb kita 'Azza wajalla turun kelangit dunia disetiap 1/3 terakhir malam dan berfirman: siapa yang berdoa kepadaku maka aku akan mengabulkan doanya, siapa yang meminta padaku maka aku akan memberinya, siapa yang meminta ampun padaku maka aku akan mengampuninya. [[10]]
Wajhu istidlal dari hadits diatas adalah bahwa Allah 'azza wajallah menghimbau pada hambaNya untuk beristigfar di 1/3 terakhir malam [[11]]
3.      Berdasarkan Bahasa
Bahwa waktu sahur adalah waktu yang dekat dengan fajar, maka masuklah didalamnya 1/3 terakhir malam. dan 1/3 terakhir malam ditafsirkan dengan waktu sahur.[[12]]
Ketiga:  Sebagian Hanafiyah, Malikiyyah, dan sebagian Syafi'iyyah mengatakan bahwa sahur dimulai seperenam malam terakhir [[13]]
Adapun dalil dari kelompok ini adalah:
Pertama: Dari hadits
أَخْبَرَنَا شُعَيْبُ بْنُ يُوسُفَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنِ سَيْفٍ ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ زِيَادٍ ، عَنْ أَبِي رُهْمٍ ، عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَدْعُو إِلَى السَّحُورِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ : هَلُمُّوا إِلَى الْغَدَاءِ الْمُبَارَكِ.
Artinya: dari al-'irbad bin sariyah ia berkata, saya telah mendengar rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menyeru manusia untuk sahur dibulan ramadhon beliau bersabda: ayo menujulah kalian di al-goda' al-mubarak". [[14]]
Wajah istidlal adalah sesungguhnya Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam menamakan sahur dengan ghoda' dikarenakan waktunya berdekatan dan bersampingangan, atau karena waktu pertama ghoda' adalah dipermulaan fajar yang kedua[[15]]
Kedua: Dari bahasa
Sesungghunya makna sahur dari segi bahasa adalah yaitu terakhir malam dan permulaan subuh. Inilah waktu sahur, saking akhir-akhirnya waktu sahur sampai dinamakan dengan permulaan subuh. Ini menunjukkan bahwa waktu shaur adalah di 1/6 terakhir malam. [[16]]
Tarjih:
Pendapat ke dua yaitu bahwa sahur dimulai 1/3 terakhir malam adalah kuat akan tetapi yang lebih rojih adalah pendapat yang ketiga yaitu sahur dimulai 1/6 terakhir malam sampai terbitnya fajar shodiq. Dengan berhujjah pada:
Pertama: Firman Allah Subuhanahu Wata'ala:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Artinya: Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Q.S Adz-dzariyah)
-          Abu bakar al-jazair berkata dalam tafsirnya bahwa waktu sahur adalah 1/6 terakhir malam (lihat tafsir beliau tentang ayat 18 Q.S az-zariyat).
-          Begitupun yang dikatakan oleh imam At-thobari didalam tafsirnya jaami'ul bayan 'an ta'wiil aayatil qur'an 26/200,
-          Juga yang dikatakan Muhammad al-qurthubi didalam tafsirnya al-jami'ul ahkaamul qur'an li 4/38
Kedua: dari segi bahasapun bahwa sahur itu adalah akhir malam dan berhadapan dengan subuh.
إدبار النجوم (perginya bintang-bintang dimalam hari) yaitu diwaktu sahur, begitupun fajar kaadzib, terjadinya diwaktu sahur yaitu 1/6 terakhir malam. [[17]]
Ketiga: untuk keluar dari khilaf, karena semua pendapat sepakat bahwa waktu sahur itu sampai terbitnya fajar shodiq, mereka hanya berbeda dalam kapan waktu mulainya.
Jika memilih yang pertama maka jauh dari dalil, dan jika memilih yang ketiga maka akan selamat dari khilaf. Wallahu a'lam


([1])  H.R Bukhari (1909), Muslim (1081), Tirmidzi (685), Abu Daud (2330), Ibnu Majjah (1655), Semuanya dari Abu Hurairah
([2])  HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095, An-nasa'I no 2145, Abu 'Awwanah didalam musnadnya no 2745, 2747 dari Ibnu Mas'ud, no 2744,2751, 2753,  2755  dari Abu Hurairah
([3])  HR. Ahmad No. 11086, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: sanadnya shahih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 11086
([4])  Lihat didalam buku : "Qowa'idul Ahkam 1/74/177, Al-furuq 61 no 58, Al-qowa'idul Fiqhiyyah al-Mustakhrijiyyah  dari kitab I'lamu' Muwaqqi'in 'An Rabbil 'Alamin hal 500, Al-qowa'id Wal-usul al-Jaami'ah Lissa'di hal 10
([5]) Bada'i'ushona'i' fii tartibisyaraa'I' (Al-kasa'I, 3/69), kanzu daqo'iq li ibni najim al-hanafi 4/354, al-majmu' li yahya an-nawawy 6/379, mawahibul jalil lisyarhi mukhtashor khalil li Muhammad al-hatthob 2/401
([6]). Al-bahrura'iq syarhu kanziddaqo'iq li ibni najim al-hanafi 4/345
([7]). Syarah fathul qodiir li ibni al-hammam as-saiwasy 5/132, matholibu ulannuha fii syarhi gooyatul muntaha li musthofa as-suyuthi 6/400 
([8]). Bada'i'ushona'i' fii tartibisyaraa'I' (Al-kasa'I, 3/69), al-mabshuth li Muhammad as-sarkhasy 9/5
([9]). Tafsir Al-Qur'anul 'Adzim li Ibni Katsir 1/354, al-jami'ul ahkamul Qur'an limuhammad Qurtuby 17/37
([10]). H.R Bukhari 1094
([11]). Tafsir Al-Qur'anul 'Adzim li Ibni Katsir 1/354, Syarah shohih muslim li yahya an-nawawy 6/37
([12]). Bada'I'usshona'I' fii tartiibissyara'I' li 'ala'uddin al-kassa'I 3/69, taajul 'urus min jawaahirul qamus lil murtadho az-zubaidy 11/513
([13])  Ihya ulumuddin li Muhammad al-gozaly 1/347, hasyiatu raddul mukhtar 'aladdaril mukhtar li Muhammad amin bin abidin 2/ 419, al-istidzkar al-jami' limadzahib fuqohaa' al-amshori li ibni 'abdul bar al-qurtuby 1/ 397, mugni Al-muhtaaj ila ma'rifati ma'ani al-faadz al-minhaaj lil khatiib as-syarbiiny 1/435.
([14])  H.R abu daud no 2344, nasa'I 4/145, baihaqi 4/236 dari jalur Abdurrahman bin mahdi dengan sanad ini, ibnu abi syaibah no 3/9, thobrany 18/628 dari jalur mu'awiyah bin sholih, ahmad 4/126, ibnu huzaimah no 1938
([15])  Syarah mustkil atsar li ahmad at-thohawy 14/125, ghoribul hadits li ahmad al-khottoby 2/480
([16])  Jaami'ul bayan 'an ta'wiil aayatil qur'an li ibni jarir at-thobary 26/200, al-jami'ul ahkaamul qur'an li Muhammad al-qurthubi 4/38
([17]) Al-muhkam wal muhithul a'dzom li ibni saidah al-mursy 9/310, waqtul qulub fi mu'amalatul hujub li abi tholib al-makki 1/75, shobahul a'sya fii shona'atul insya li ahmad al-qolqosyindy 2/367.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar