Sabtu, 30 Mei 2020

BEBERAPA BENTUK IQOB UNTUK SANTRI YANG TERLAMBAT DI RQ

BEBERAPA BENTUK IQOB UNTUK SANTRI  YANG TERLAMBAT
✍️✍️✍️✍️✍️
1. 🎤 = Ceramah
( Terlambat 1 menit satu kali ceramah )
2. 📖 = Hafal Mufrodat
( Terlambat 1 menit hafal satu mufrodat  )
3. ✍️ = Tulis Surat Pendek
( Terlambat 1 menit Tulis Satu Surat Pendek )
4. 🕌 = Infak Di Masjid RQ
( Terlambat 1 menit Infak 100 rupiah  )
5. Piket
( Terlambat 1 menit piket Masjid/Asrama/Wc satu kali  )
6. push up
( Terlambat 1 menit push up satu kali )

*Keterangan:*
1. Setiap yang terlambat akan mendapat 6 bentuk iqob di atas

2. iqob akan dilakukan di kantor RQ

3. Kesantrian hendaknya tertib dan disiplin dalam memberlakukan iqob ini

Rabu, 27 Mei 2020

Syarat Pemperoleh Ijazah Untuk Santri RQ Al-mustaqim Bima

*INFORMASI PENTING UNTUK SELURUH WALI SANTRI*

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kami menginformasikan Untuk seluruh wali santri bahwa Anak anak kita yang sudah ikut UAN (SD, SMP & SMA), maka pengurusan Ijazah akan dilakukan oleh Pihak RQ. Dan Wali santri bisa mengambilnya di RQ Al-mustaqim...Mohon Informasi ini utk bisa kita maklumi bersama.

Syarat Ambil Ijazah Nasional yaitu :
1. sudah selesai setoran 30 Juz
2. sudah selesai menjalani perkaderan dan pengabdian

BARAKALLAHU FIIKUM

sekian informasi dan maklumat ini untuk kita pegang dan jalani bersama agar pendidikan anak anak kita di RQ bisa sempurna dan seperti yang diharapkan RQ dan kita semuanya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

*Tanda Tangan*
Mudir RQ Al-mustaqim & Syu'unu At-thullab

CERITA HIKMAH, DAHSYATNYA BERJUAL BELI DENGAN ALLAH

CERITA HIKMAH, DAHSYATNYA BERJUAL BELI DENGAN ALLAH

Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi putih selama berbulan bulan, menggarap lahan, menyemai bibit, dan memupuk serta merawat nya hingga panen..

Telah diperhitungkan waktu panen saat ramadhan menjelang lebaran, karena biasanya pengalaman tahun tahun sebelumnya sayuran dihargai lebih tinggi..

Qadarullaah..  terjadi pandemi.. hati petani resah, setiap hari mencari informasi tentang  perkembangan  kondisi , dan ternyata berhembus kabar bahwa pemerintah melakukan pencegahan penyebaran dengan melaksanakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Petani ini adalah salah satu suplier sayuran ke pasar induk di Jakarta , namun dengan psbb tak ada lagi aktifitas jual beli kesana. Hatinya semakin gundah.. terbayang panen kali ini tak bisa di jual sesuai ekspektasi.

Tengkulak berkeliaran, menawarkan "solusi" ,membeli semua hasil panen namun dengan harga murah.

" Kami cuma mau bantu aja, sebenarnya belum tau juga menjual kemana, orang ga boleh kemana-mana, ya..itu sih terserah kalo mau(jual) silahkan, kalo ga mau ya gapapa.. kita kasian aja..sayuran ga di panen kan sayang.." bujuk tengkulak menekan. Harga.

Petani bimbang.. harga beli tengkulak ga masuk akal seandainya setara dengan modal pun sudah rugi tenaga dan waktu, apalagi ini dibawah modal, ruginya banyak...

Teman teman petani ini banyak juga yang akhirnya menjual ke tengkulak..

" Tuh si Acep juga jualnya ke saya, dari pada udah dipetik dibawa ke Jakarta dijalan nanti disuruh puter balik, rugi ongkos rugi tenaga mau dikemanain ntar sayurannya?" Ujar tengkulak..

Petani memilih bersabar..

"Nanti saya diskusi dulu sama orang rumah" petani berdiplomasi

" Ya ,terserah jangan lama lama ya, ntar keburu kehabisan duit saya sama yang lain.." tengkulak pakai jurus pamungkas..

"Ditunggu sampai seminggu sebelum lebaran aja pak siapa tau ada perubahan peraturan" nasihat istrinya

Tiba sepekan sebelum hari raya, keadaan tak kunjung  membaik, harga sayur jungkir balik.

Betapa sedihnya petani..

Selepas shalat subuh, ia pergi ke kebun..
Sepanjang jalan ia terus bershalawat..
Tiba di kebun, ia lepaskan pandangan ke hamparan sayur yang subur,segar dan menghijau. Butiran airmata menetes membasahi pipinya, disentuhnya daun daun sawi itu lembut seraya, berdoa kepada Allaah swt.

"Ya Allaah, Engkau menjadi saksi hamba sudah maksimal ikhtiar, mohon berikan hamba ampunan dan rahmatMu.. jika sekira dosa dosa hamba menjadi penghalang datangnya rezeki mu ampuni lah hambaMu ini ya Allaah.. berikanlah kami rahmatMu petunjuk agar kami tak salah langkah.. ya Allaah.. beri hamba kekuatan dan ketenangan menghadapi takdir ini..hamba percaya tak ada yang sia sia atas segala ciptaanMu." Doa petani pagi itu diantara pohon pohon sayur..

Dilihatnya berita dari handphone, kabar tentang betapa banyak orang yang tak punya meski hanya untuk sekedar makan. Mereka tak mampu beli lauk atau sayur.. padahal biasanya mungkin merekalah konsumen petani selama ini .

Dan siapakah yang mampu menggerakkan hati, tangan dan langkah petani yang kemudian memiliki keyakinan untuk menjual semua sayuran itu hari ini.. iya, beliau menjual semua sayurnya bukan kepada manusia, melainkan kepada pemilik rezeki pecipta manusia. Di tutupnya portal berita setika itu juga, dan dengan mantap ia berkata " wahai Allaah aku akan jual semua sayuran ini kepadaMu, jika semua pasar tak mampu membeli dengan harga yang pantas, maka aku yakin hanya Engkaulah yang sanggup membayar dengan harga terbaik, akan aku panen semua sayuran ini dan aku akan anterkan pada mahlukMu yang membutuhkannya, aku mohon ya Allaah terimalah amal kami.." seru petani sambil berderai airmata..

Matahari belum terlalu tinggi ini ramadhan hari ke 26 besok hari ke 27, di waktu duha diantarnya segerobak penuh sayur ke pesantren disekitar tempat tinggal petani .

"Ambillah, semua sayuran ini sudah di bayar, saya hanya diminta mengantarkannya kesini" jawab petani ketika ditanya berapa harga semua sayur tersebut.

Selanjutnya diantar ke RS ,ke puskesmas, ke mesjid ,ke kampung pemulung, ke tetangga tetangga, yang mampu apalagi yang kurang mampu, ke rumah para assatidz ,sampai ke balai desa.

Menjelang magrib baru selesai prosesi kurir sayuran dikerjakan.

Selepas shalat magrib dan berbuka ,badan petani terasa amat kelelahan, kakinya pegel pegel, sakit semua. Namun entah bagaimana hatinya bahagia, tak ada sedih, tak ada kuatir,tak ada penyesalan atas "kekonyolan" yang ia kerjakan bersama keluarganya seharian ini

Sore itu entah ada berapa ratus perut yang terisi dengan menu sayuran yang sehat, dan setiap pemilik perut tersebut berdoa dan bersyukur kepada Allaah.. doa mereka hampir sama " semoga Allah , membalas kebaikan siapapun yang memberi sayuran ini dengan kebaikan dan keberkahan yang berlimpah"

Barangkali itulah asbab ketenangan jiwa yang dirasakan petani..

Tak ada serupiah pun yang ia bawa meski seluruh "dagangannya" habis terjual hari ini..

Hingga keesokan harinya tiba tiba seseorang menghubunginya via Wa, dari nomor yang tak ia kenal..

" Pak Ade, saya Imron kita belum pernah jumpa tapi saya mendengar tentang bapak dari pak Kades tadi siang, katanya bapak panen sayur lalu dibagikan gratis ke warga, kalo boleh saya ingin menitipkan infaq kebetulan ini bulan Ramdhan , mungkin Tak banyak, namun semoga bermanfaat untuk membeli benih dan pupuk agar bapak bisa tetap bertani setelah ini..bisa saya minta no.rek bapak?"

Demikian isi pesan di what's up yang diterima petani

Kawan jika ditaksir tengkulak seluruh kebun dihargai 1,5 juta.

Padahal modalnya 3.5 juta rupiah.. panen diharapkan pak tani mendapat 5 juta rupiah.

Namun karena dijual kepada Allah maka harganya diberi harga terbaik ...dibayar dua kali lipat yaitu mnjd  *Rp.10.000.000,-*

dan masih ada harapan balasan pahala surga insyaallaah..

Ibarat petani, sebenarnya kita semua  juga bs memiliki peluang yang sama.

Sungguh jual beli yang tak akan pernah menemukan kata rugi adalah berjual beli dengan Rabb kita Allaah Subuhanahu Wa Ta'ala.

Copas

Selasa, 26 Mei 2020

BERKAS DAN ADMINISTRASI PENDAFTARAN ULANG SANTRI RQ AL-MUSTAQIM TAHUN AJARAN 2020/2021 M

SURAT KEPUTUSAN MUDIR RUMAH QUR'AN AL-MUSTAQIM 
No: 007/RQ/RPS/2020/06/26
                    TENTANG
BERKAS DAN BIAYA PENDAFTARAN ULANG SANTRI RUMAH QUR'AN AL-MUSTAQIM-BIMA NTB TAHUN AJARAN 2020/2021 M

A. BERKAS-BERKAS YANG PERLU DILENGKAPI SANTRI
1. SANTRI BARU
    - Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai
    - Fotocopy Akta Kelahiran
    - Fotocopy Kartu Keluarga
    - Fotocopy KTP kedua orang Tua
    - Surat Izin Orang Tua
    - Surat Pernyataan Komitmen belajar
    - Formulir pendaftaran yang  sudah di isi lengkap

2. SANTRI LAMA ( mohon lengkapi data data seperti yang ada di Santri Baru)

3. SANTRI YANG AKAN IKUT UAN TAHUN INI (SD/MTS/ALIYAH)
 - Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai
 - Fotocopy Akta Kelahiran
 - Fotocopy Kartu Keluarga
 - Foto 3x4 Latar Biru ( 5 Lembar)

B. RINCIAN ADMINISTRASI PENDAFTARAN ULANG SANTRI TAHUN AJARAN 2020/2021 M

1, SANTRI BARU =
     - Rp, 750.000 + Beras 10 kg/15 kg
     - Rp, 825.000 + Beras 10 kg/15 kg
     - Rp, 900.000 + Beras 10 kg/15 kg
2, SANTRI LAMA =
     - Rp, 700.000 + Beras 10 kg/15 kg
     - Rp, 775.000 + Beras 10 kg/15 kg
     - Rp, 850.000 + Beras 10 kg/15 kg
Rincianya sebagai berikut:
1. DRB (Dana Rutin Bulanan)
      a. Lauk Pauk = Rp, 100.000
      b. SPP            = Rp, 50.000/ Rp, 75.000/ Rp, 100.000
      c. Beras 10 kg/15 kg
2. DIP  (Dana Infak Pembangunan) =
      Rp, 200.000/Rp, 250.000/Rp,300.000
3. DID  (Dana Infak Da'wah) = Rp, 200.000
4. DIK  (Dana Infak Kesehatan) = Rp, 50.000
5. Pendaftaran
    - Santri Baru = Rp, 150.000
    - Daftar Ulang Santri Lama= Rp, 100.000

💚💚💚💚💚💚💚💚
KETERANGAN

1. Pembayaran Langsung Ke Ustadz Sudirman atau lewat Rek BNI 0848860723 a/n Rumah Qur'an Al-mustaqim

2. Bagi yang melakukan pembayaran lewat Rek Rumah Qur'an Mohon Konfirmasi lewat Wa.me/085337180789, Hal ini untuk memudahkan pendataan oleh bagian bendahara

Senin, 25 Mei 2020

INFORMASI MULAI KEGIATAN PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2020/2021 M, RQ AL-MUSTAQIM-BIMA

💚💚💚💚💚💚💚
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Informasi untuk seluruh wali santri Rumah Qur'an Al-mustaqim-Bima,  Santri baru atau santri lama, bahwa Kegiatan pembelajaran Rumah Qur'an kita akan kita mulai pada:
*Hari/Tanggal : Sabtu, 07 Syawal 1441 H*

Oleh karena itu, diharapkan seluruh santri utk bisa hadir di RQ Paling lambat *Hari jum'at sore jam 17.00 (29 Mei 2020 M)*

Demikian informasi ini utk kita maklumi dan jalani bersama...semoga Allah menerima segala amal kita dalam mendidik generasi dan anak anak kita ini...semoga mereka semua menjadi orang orang yang akan memberikan syafaat utk kita sebagai orang tuanya dihari kiamat nanti..Allahumma Amin

Syukron atas kerja sama antum semua..barakallahu fiikum

wassalamu alaikum warahamtullahi wa barakallahu

*Tanda Tangan*
Mudir RQ dan Syu'unu Thullab
💚💚💚💚💚💚💚

KETERANGAN
1. Informasi Berkas dan Administrasi Daftar Ulang Santri Baru dan Santri Lama akan kami terbitkan Nanti Ba'da Ashar ....Barakallahu Fiina

2. Jadwal Kegiatan Santri Untuk 1/4 Semester akan kami publikasikan dalam waktu dekat

Sabtu, 23 Mei 2020

HUKUM MENGUCAPKAN TAHNIYAH SEBELUM SHALAT 'IDAIN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PERTANYAAN:
ada yang bertanya:
ustadz kok baru memposting ucapan 'idul fitri setelah selesai shalat 'idul fitri?.

saya katakan, logikanya kan seperti itu... kan tidak pada tempatnya mengucapkan selamat atas kemenangan, padahal pertandingan final belum selesai.

Itu logikanya...

kalau fatwa ulamanya,
syekh shaleh al-faozaan (salah satu ulama kibaar di saudi arabia) mengatakan;
(tidak boleh mengucapkan tahni'ah/selamat 'Iedul fitri atau 'iedul adha sebelum hari 'ied dan sebelum selesai mengerjakan shalat 'ied, ini menyalahi apa yang dilakukan oleh Rasulullah sallallahu' alaihi wasallam dan sahabat-sahabatnya, karena mereka baru saling myngucapakan tahni'ah setelah selasai salam dari shalat 'ied mereka... dan Rasulullah sallallahu' alaihi wasallam bersabda:
ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺴﻨﺘﻲ ﻭﺳﻨﺔ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻟﻤﻬﺪﻳﻴﻦ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﻋﻀﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﻮﺍﺟﺬ
"ikuti sunnahku dan sunnah para khulaa'ur-raasyidiin setelahku, gigit ia dengan gigi graham").

mengamalkan seperti amalan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dan amalan sahabat adalahh mengamalkan sunnah... dan setiap satu sunnah di hidupkan, akan ada satu bid'ah termatikan.
💚💚💚💚💚💚💚💚
JAWAB

wa alaikum salam wa rahamtullahi wa barakatuh....😊😊😊

beberapa hadits tentang mengucapkan *Taqobbalallahu minna wa Minka* ketika hari id

1. فقد جاء في المغني لابن قدامة قال: وذكر ابن عقيل في تهنئة العيد أحاديث منها: أن محمد بن زياد، قال: كنت مع أبي أمامة الباهلي وغيره من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فكانوا إذا رجعوا من العيد يقول بعضهم لبعض: تقبل الله منا ومنك، وقال أحمد: إسناد حديث أبي أمامة إسناد جيد، وقال علي بن ثابت: سألت مالك بن أنس منذ خمس وثلاثين سنة وقال: لم يزل يعرف هذا بالمدينة.

2. وفي سنن البيهقي: عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ وَاثِلَةُ: لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ.

Kami mengatakan : Bahwa hukum mengucapkan tahniah sebelum sholat adalah boleh...dengan berdalil bahwa
1. pengucapan itu dilakukannya setelah terbenam matahari dihari terakhir puasa

karena hari id terhitung sejak masuknya 1 syawal ..dan 1 syawal terhitung sejak terbenamnya matahari terakhir bulan ramadhan

2. hal ini adalah termasuk doa dan saling mendoakan semoga amal ibadah selama ramadhan yg telah berlalu diterima oleh Allah azza wa jalla. dan doa ini mutlak setelah selesai puasa bukan muqoyyad dengan sholat id saja atau setelah nya saja.

3. dalam hadits yang telah kami paparkan diatas tidak ada muqoyyad dengan waktu sholat id tapi umum hari id...

4. hal telah menjadi adat kaum muslimin mengucapkan nya sejak selesai nya buka puasa terakhir dibulan ramadhan. sebagaimana yang dikatakan :
- Doktor said al-khutslan salah satu anggota dewan fatwa Saudi periode yang lalu..beliau berkata bahwa tahniah ketika id atau sebelum id adalah termasuk adat kaum muslimin..maka tidak mengapa diucapkan sebelum atau setelah sholat Id...
- syekh ustaimin juga mengatakan bagian dari kebiasaan kaum muslimin sekarang.

catatan
jika belum selesai puasa maka kita boleh ucapkan *selamat menyambut idul fitri*

Wallahu A'lam
Akhukum Fillah Abu Mu'tshim
(Mudir RQ Al-mustaqim Bima)

Rabu, 06 Mei 2020

Hadits-Hadits Yang berkaitan Dengan Wabah

Wabah Tha'un (kolera) menyerang Negeri Syam Tahun 18 Hijriyah, dan jumlah yang meninggal pada saat itu 25.000 Orang, di antara yang meninggal adalah Sahabat Nabi, yaitu: 
- Yazid bin Abu Sufyan
- Muadz bin Jabbal
- Abu Ubaidah Bin jarrah
- Syurahbil bin Hasanah
- Al Fadl bin Al Abbas 
- Abu Malik al-Asy’ary, 
- Yazid bin Abi Sufyan, 
- al-Harits bin Hisyam, 
- Abu Jandal, 
- Suhail bin ‘Amar.
             
                   ***********



Adapun Beberapa Hadits Yang berkaitan dengan wabah adalah sebagai berikut:

1. Hadits tentang Apa itu Tho'un?
    Hadits Aisyah Radhiyallahu 'Anha


 وأخرج أحمد من حديث عائشة رضي الله عنها مرفوعاً: قلت: يا رسول الله فما الطاعون؟ قال:غدة كغدة الإبل، المقيم فيها كالشهيد، والفار منها كالفار من الزحف ”

زاد المعاد لابن القيم (4/38) والعين للخليل 2/209. وحديث عائشة: أنها قالت للنبي صلى الله عليه وسلم: ” الطعن قد عرفناه فما الطاعون “. أخرجه أحمد (6/145) وذكره الهيثمي في مجمع الزوائد (2/314)، وقال: رجال أحمد ثقات.

Aisyah Radhiyallahu 'Anha disebutkan pernah berkata kepada Rasulullah, "Adapun ta'n (tusukan dengan benda tajam) kami sudah tahu. Lalu, apa yang dimaksud dengan thaun?" Nabi menjawab, "Benjolan yang muncul seperti yang dialami oleh unta, tumbuh di bagian belakang ketiak dan sejenisnya." (HR Ahmad 6/145). 

b. Hadits Dalam Shahih Bukhari dan Muslim 

وأخرج مسلم من حديث عامر بن سعد أن رجلا سأل سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه عن الطاعون، فقال أسامة بن زيد رضي الله عنهما أنا أخبرك عنه، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” هو عذاب أو رجز أرسله الله على طائفة من بني إسرائيل أو ناس كانوا قبلكم، فإذا سمعتم به بأرض فلا تدخلوها عليه، وإذا دخلها عليكم فلا تخرجوا منها فراراً “
حديث أسامة بن زيد: ” هو عذاب أو رجز… ” أخرجه البخاري (فتح الباري 6/513)، ومسلم (4/1738)، واللفظ لمسلم.

Diriwayatkan, dari Amir bin Saad bin Abi Waqqash, dari ayahnya bahwa ia pernah mendengar sang ayah bertanya kepada Usamah bin Zaid, "Apa hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah berkaitan dengan wabah thaun?"
Usamah menjawab, "Rasulullah pernah bersabda: Wabah thaun adalah kotoran yang dikirimkan oleh Allah terhadap sebagian kalangan bani Israil dan juga orang-orang sebelum kalian. Kalau kalian mendengar ada wabah thaun di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun, bila wabah thaun itu menyebar di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri kalian menghindar dari penyakit itu." (HR Bukhari 513-Muslim 1739)

2. Cara Menangani Penyebaran wabah
وروى البخاري عن ابن عباس: أن عمر بن الخطاب خرج إلى الشام حتى إذا كان بسرغ لقيه أمراء الاجناد، أبو عبيدة ابن الجراح وأصحابه.
فأخبروه أن الوباء قد وقع بأرض الشام.
قال ابن عباس فقال عمر: ادع لي المهاجرين الأولين، فدعاهم فاستشارهم، وأخبرهم أن الوباء قد وقع بالشام، فاختلفوا.
فقال بعضهم قد خرجنا لامر ولا نرى أن نرجع عنه، وقال بعضهم: معك بقية الناس وأصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، ولا نرى أن تقدمهم على هذا الوباء فقال: ارتفعوا عني ثم قال: ادع لي الانصار فدعوتهم فلم يختلف منهم عليه رجلان، فقالوا نرى أن ترجع بالناس، ولا تقدمهم على هذا الوباء فنادى عمر في الناس: إني مصبح على ظهر، فأصبحوا عليه قال أبو عبيدة بن الجراح: أفرارا من قدر الله؟ فقال عمر: لو غيرك قالها يا أبا عبيدة؟ نعم نفر من قدر الله إلى قدر الله أرأيت لو كان لك إبل هبطت واديا له عدوتان إحداهما خصبة، والاخرى جدبة، أليس إن رعيت الخصبة رعيتها بقدر الله وإن رعيت الجدبة رعيتها بقدر الله؟ قال فجاء عبد الرحمن بن عوف وكان متغيبا في بعض حاجاته، فقال: إن عندي في هذا علما سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذا سمعتم به في أرض فلا تقدموا عليها، وإذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا فرارا منه» قال فحمد اللهَ عمرُ ثم انصرف.


Diriwayatkan, setelah Umar bin Khattab membuat keputusan untuk tidak mendatangi daerah yang dilanda wabah penyakit thaun di Syam, Abu Ubaidah bertanya kepadanya: "Wahai Amirul Mukminin, apakah ini lari dari takdir Allah?" tanya Abu Ubaidah.
Umar menjawab: "Mestinya orang selain engkau yang mengatakan itu, wahai Abu Ubaidah. Benar, ini lari atau berpaling dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Tidakkah engkau melihat, seandainya saja engkau memiliki unta dan lewat di suatu lembah dan menemukan dua tempat untamu; yang pertama subur dan yang kedua gersang. Bukankah ketika engkau memelihara unta itu di tempat yang subur, berarti itu adalah takdir Allah. Demikian juga apabila engkau memeliharanya di tempat yang gersang, apakah itu juga takdir Allah?" tanya Umar.

b. Ketika Abu Ubaidah mempertanyakan keputusan Umar untuk tidak mendatangi daerah yang dilanda wabah penyakit thaun di Syam dan Umar menjawab keputusannya itu, datanglah Abdurrahman bin Auf. 

Abdurrahman lalu berkata, "Saya tahu tentang masalah ini. Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian berada di suatu tempat (yang terserang wabah), maka janganlah kalian keluar darinya. Apabila kalian mendengar wabah itu di suatu tempat, maka janganlah kalian mendatanginya."

3. Hadits Orang yang meninggal karena wabah maka dia syahid

وأخرج البخاري من حديث عائشة رضي الله عنها أنها سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الطاعون، فأخبرها نبي الله أنه كان عذاباً يبعثه الله على من يشاء فجعله الله رحمة للمؤمنين فليس من عبد يقع الطاعون فيمكث في بلده صابراً يعلم أنه لن يصيبه إلا ما كتبه الله له إلا كان له مثل أجر الشهيد
حديث عائشة: ” أنها سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الطاعون… “. أخرجه البخاري (10/192)

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, diriwayatkan dari Hafshah binti Sirin bahwa ia menceritakan, Anas bin Malik berkata, "Rasulullah bersabda: Orang yang mati karena wabah thaun adalah mati syahid."

والمراد بشهادة الميت بالطاعون أنه يكون له في الآخرة ثواب الشهيد، وأما في الدنيا فيغسل ويصلى عليه

(شرح الأبي على صحيح مسلم 6/37).
dalam hadits lain disebutkan
أخرج أحمد بسند حسن عن عتبة بن عبد السلمي رفعه ” يأتي الشهداء والمتوفون بالطاعون، فيقول أصحاب الطاعون: نحن الشهداء، فيقال: انظروا فإن كانت جراحهم كجراح الشهداء تسيل دماً وريحها كريح المسك فهم شهداء، فيجدونهم كذلك ”
حديث عتبة بن عبد السلمي: ” يأتي الشهداء والمتوفون بالطاعون… ” أخرجه أحمد (4/185)، وحسنه ابن حجر في فتح الباري (10/194).

********
ISTIFADAH
Di dalam kitab al-Isya’ah li Asyrot al-Sa’ahyang ditulis oleh al-‘Allamah al-Muhaqqiq Muhammad bin Rasul al-Husaini (1040 H- 1103 H) disebutkan bahwa tho’un  yang paling berbahaya dalam Islam ada lima, yaitu.
1.  Tho’un  Syirawaih, kejadian ini pada masa Nabi Muhammad  
2. Tho’un  ‘Amwas pada masa Umar bin Khattab. Tahun 17 H/18 H

3. Tho’un  al-Jarif, terjadi pada Ibnu Zubair 69 H. 
Sebagian ulama mengatakan, bahwa tho’un  ini dinamakan dengan Jarif, karena ia menyapu manusia sebagaimana banjir besar menyapu bersih tanah-tanah. Ibnu Katsir menerangkan hari pertama masyarakat di Bashra yang meninggal sebanyak 70 ribu, hari keduanya meninggal 70 ribu, hari ketiga 73 ribu, sedangkan pada hari keempatnya seakan-akan semua manusia itu meninggal, kecuali sedikit saja yang masih hidup.
Al-Hafidz Abu Nu’aim al-Ashfahani saksi sejarah pada saat itu menerangkan, pada awalnya kami mendatangi setiap kabilah-kabilah, jika ada yang meninggal kami tetap menguburkannya, namun ketika sudah banyak sekali yang meninggal, kami pun tak sanggup untuk menguburkan. Sehingga setiap kami memasuki rumah, kami menemukan penghuninya sudah tergeletak di depan pintu.
4. Tho’un  Fatayat, terjadi pada tahun 87H. 
pada saat itu mayoritas para gadis-gadis yang menjadi korbannya, sehingga dinamakan penyakit tersebut dengan Tho’un  al-Fatayat, yang bermakna para pemudi.
Ibnu Abi al-Dunya menerangkan di dalam kitabnya al-I’tibar, bahwa ada seorang laki-laki arab bersama 10 orang anak gadisnya datang ke Bashra, hanya berselang beberapa hari saja 10 orang anak gadisnya itu langsung meninggal dunia. Begitulah gambarannya wabah tho’un  pada saat itu.
5. Tho’un  al-Asyraf.
dinamakan dengan Tho’un  al-Asyraf, karena pada peristiwa ini di antara korban yang meninggal, mayoritasnya adalah manusia-manusia yang terhormat.
Kemudian terus berlanjut pada tahun 100 H dinamai dengan Tho’un  ‘Ady bin Arthah, 
berlanjut pada tahun 107 H terjadi Tho’un  di Syam, 
kemudian pada tahun 115 H juga terjadi di Syam, 
kemudian pada tahun 127 H  terjadi Tho’un  Ghurab. Artinya pada masa tersebut umat Islam memang diuji betul keimanan dan kesabaranya dalam menghadapi berbagai tho’un  yang terjadi dari tahun ke tahun berikutnya.
Kemudian pada bulan Rajab tahun 131 H terjadi Tho’un  Muslim bin Quthaibah, terus berlanjut ke Sya’ban dan Ramadhan, kemudian wabah ini berkurang pada bulan Syawwal. Wabah ini memakan korban sebanyak hampir 1000 orang perhari.
Semua wabah tho’un  tersebut, kebanyakannya terjadi pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Kemudian wabah penyakit tho’un  pada masa itu bukan hanya sekedar di daerah Syam saja. 
Kemudian pada masa Bani ‘Abbasiyah wabah tho’un  sudah sangat berkurang, uniknya sebagian pemimpin-pemimpin mereka berpidato di Syam : “Bersyukurlah kepada Allah yang telah menghilangkan wabah penyakit tho’un  dari kalian semenjak kami yang menjadi pemimpin”.